- Someone's stolen her heart (and I found it) , for viola & piano 3' - The Sleepers, for violin & piano 3' - Sweet Sorrow, for violin & piano - Funfair Fanfare, for trumpet & piano 3' - Nothing Gold can stay (Robert Frost), for soprano & piano 2' - Daun Jati (S. Yoga), for baritone (with falsetti) & piano 2' - The Pirates are Coming, for 1 pianist with only 2 fingers acc. by 1 pianist (both hands)
Ananda Sukarlan (lahir di Jakarta, 10 Juni 1968; umur 41 tahun) adalah pianis asal Indonesia yang menetap di Spanyol. Namanya lebih dikenal di kalangan musik klasik. Ia menjadi satu-satunya orang Indonesia dalam buku "The 2000 Outstanding Musicians of the 20th Century", yang berisikan riwayat hidup 2000 orang yang dianggap berdedikasi pada dunia musik.
Ananda kecil telah belajar bermain piano sejak kecil. Selulusnya dari SMA Kolese Kanisius Jakarta pada tahun 1986, ia belajar ke Amerika Serikat, dilanjutkan ke Den Haag, Belanda. Di tempat terakhir ini ia meraih master dengan predikat summa cum laude. kesempatan bersekolah di Eropa ini dipakainya untuk mengikuti berbagai kompetisi piano internasional.
Saat ini Andy, begitu ia disapa, sering diundang atau terlibat dalam konser simfoni orkestra di Eropa atau bermain tunggal. Ia menyebut dirinya bermain dengan genre "musik sastra", bukan musik klasik. Dalam setahun ia dapat mengadakan pertunjukan 60 - 80 kali (5-7 kali per bulan).
Putra pasangan Letkol. Sukarlan dan Poppy Kumudastuti ini menikah dengan Raquel Gómez asal Spanyol dan memiliki seorang putri.
Ia menyebut dirinya bermain dengan genre "musik sastra", bukan musik klasik. pianis muda itu memiliki sensibilitas tinggi terhadap puisi. "Puisi itu seperti sudah bernada dan berbunyi menjadi musik," katanya. Malam itu, di konser tunggalnya di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, yang bertajuk "Libertas", ia memusikalisasi puisi-puisi yang menyentuh hatinya.
DAUN JATI
sebuah senja telah dilafalkan hujan
dengan matahari yang muram
sebelum musnah ditelan malam
daun-daun jati berguguran
berserakan di antara akar mati
di hutan sepi
Ngawi, 2008
Kompas, Minggu 18 Januari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar