NGIBING
hutan yang sunyi
seharum tubuh terlupa
hanya jejak-jejak yang tertinggal
di mana akar pertama ditanam
malam telah bertabur bintang dan kunang
kau mulai ngibing
sambil telanjang dada
kaki menghentak pada irama kendang
selendang kuning terkalung di leher
lelaki legam sebentar lagi tambah kelam
kau buka sarung yang melingkar di bahu
kau kembangkan ke udara memanas
kau sarungkan ke tubuh penari takjub
kau menari dalam balutan ciu kedelapan
kau menari dalam sarung yang sama
kau mencari dalam jiwa yang samar
tanganmu masuk ke rusuk sebelah kiri
menemukan tulang yang selama ini dicari
penari bergelinjang ke sebelah kanan
mencari yang lebih sepi dari api
Ngawi, 2009
Kompas, 4 Juli 2010
PALGUNADI
aku belajar dengan damar di belukar
hingga fajar pada sesosok tubuh samar
untuk mengejar semua pusat dan pusar amar
yang tak pernah kudengar
kudirikan sebuah patung buntung memegang jemparing
dengan punggung melengkung serupa dirimu yang agung
dari lempung gunung menghadap gerbang kampung
agar sabdamu selalu dapat kutangkap dan kukenang
kubentangkan panah cakrawala dari busurku
ingin kubidikan pada musuh-musuh malamku
namun kau meminta agar aku tak memanah rembulan
simpan semua kesabaran pada datangnya firman
Ngawi, 2009
Kompas, 4 Juli 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar